Press Release

Jakarta, 18 Maret 2016 – Salah satu kompetisi mahasiswa arsitektur dan desain interior prestisius di Asia, Nippon Paint Young Designer Award (NPYDA), mengundang desainer terkemuka dalamindustri arsitektur dan desain interior – Paul Noritaka Tange (Jepang), Serina Hijjas (Malaysia) dan Amata Luphaiboon (Thailand) untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa dari 12 negara dalam Grand Final NPYDA tingkat Regional di Bangkok, Thailand. 

NPYDA tingkat Regional ini dilaksanakan di Chulalongkorn University, dibuka dengan tamu pembicara utama, Paul Tange, Presiden dari Tange Associates sekaligus anak dari arsitek terkemuka, Kenzo Tange, yang berbagi pengetahuan melalui berbagai proyeknya di seluruh dunia serta keunikan dari desainnya. Beliau juga berbagi konsep desain dan dasar pemikirannya untuk salah satu proyek terbarunya, Aquatics Centre untuk Tokyo Olympics 2020 – dengan menghidupkan kembali semangat almarhum ayahnya, Kenzo Tange ketika mendesain National Gymnasium untuk Tokyo Olympics 1964.

 Paul Tange berkomentar,“Saya memberikan pujian kepada NPYDA sebagai ajang kompetisi tingkat regional, pertukaran ide antar negara dan berbagi pengetahuan antara mahasiswa dan praktisi. Hal ini krusial bagi industri Arsitektur dan Desain Interior untuk mengenali potensi diri desainer muda, pada saat yang sama memungkinkan mereka untuk belajar keterampilan baru dan menyesuaikan pendekatan desain mereka. Saya senang menjadi bagian dari upaya mengembangkan bakat-bakat muda ini. Saran saya kepada desainer muda adalah untuk terjun langsung ke lapangan, merasakan hubungan Anda dan ruang, mempertimbangkan fundamental perkotaan dan manusia, serta memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan tradisi. Kita semua harus berusaha untuk menghasilkan desain arsitektur yang berkarakter.”

Serina Hijjas, salah satu pemain utama dalam arsitektur ramah lingkungan, menjadi pembicara kedua yang menyampaikan keseimbangan antara merancang lingkungan dengan sumber daya terbatas di sekitarnya. Serina Hijjas menekankan kunci utama untuk masa depan adalah penyatuan antara alam dan teknologi yang seimbang. Amata Luphaiboon, pimpinan dari Department of Architecture Co. Bangkok, berbicara mengenai pencapaian desain yang diinginkan melalui riset dan hubungan antara berbagai elemen arsitektural dengan alam.

Selain pembekalan ilmu dari 3 tamu pembicara, para mahasiswa juga mendapatkan coaching session oleh perwakilan dekan dan profesor dari jurusan Arsitektur, Chulalongkorn University. Para coaches ini membimbing para mahasiswa untuk mempresentasikan karya secara efektif saat grand final dan masukan area apa saja yang harus ditingkatkan.

Tema NPYDA 2015 ini adalah “Design with Heart” yang dipilih untuk menginspirasi calon arsitek dan desainer interior melahirkan konsep baru dan segar dan melibatkan unsur kenyamanan, praktis dan manfaat pada ruang tinggal, kerja dan rekreasi. Tantangannya, para desainer harus memikirkan konsep yang akan memberikan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat – termasuk lansia, anak-anak, dan kaum difabel.

Setelah memenangkan Gold Award dari kompetisi NPYDA di masing-masing negara, karya para pemenang ini diperlombakan kembali di hadapan panel juri yangmerupakan praktisi professional dari 12 negara untuk memilih pemenang Platinum Award dalam NPYDA tingkat Regional di Bangkok ini. Indonesia mengundang Bapak Kurjanto Slamet dari Ong & Ong danBapak Sibarani Sofian dari AECOM sebagai panelis juri kompetisi bergengsi ini.

 Sedangkan untuk kompetisi: Andreas Kurniyantoro dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta mewakili Indonesia untuk kategori Arsitektur dan kategori Desain Interior diwakili oleh Astrelia Nia dari Universitas Kristen Petra Surabaya, berkompetisi dengan Gold Winners NPYDA 2015 dari 11 negara Asia lainnya.

Karya arsitektur Andreas Kurniyantoro berjudul “Regenerasi Komunitas Omah Opak” yang bertujuan menciptakan komunitas mandiri dengan memaksimalkan potensi lingkungan yang ada di dusun Karangploso, Bantul. Dengan menggunakan sistem Permaculture Farming yang menyatukan 2 elemen, yakni manusia dan lingkungan.

 Untuk karya desain interior dari Astrelia Nia berjudul “Suara Surabaya 100 FM” sebuah stasiun radio pewarta berita lalu lintas di Surabaya. Selain mendesain sesuai dengan aktivitas stasiun radio, konsep desainnya juga berusaha merefleksikan “Suara Jalanan” dengan menyatukan elemen ramah lingkungan. Dengan demikian bangunan tidak hanya didesain dengan memperhatikan pengguna namun dampaknya terhadap lingkungan maupun sosial.

Wee Siew Kim, Group Chief Executive Officer NIPSEA Group menyampaikan, “Selamat kepada Gold Winners NPYDA 2015 yang telah mencapai tahap kompetisi tingkat Asia ini. Dibutuhkan perjuangan dan semangat pantang menyerah untuk berada posisi ini. Kesuksesan NPYDA ini juga terletak pada networking dengan kalangan profesional dan akademis yang berbagi visi yang sama dengan Nippon Paint – membimbing generasi muda untuk masa depan lebih baik. Memberikan pengalaman nyata dunia profesional dan mentor dari praktisi merupakan pengalaman berharga, sekaligus sebagai batu loncatan karir yang gemilang, inilah visi ajang kompetisi NPYDA.”

NPYDA pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 2012 dan telah meraih popularitas dari tahun ke tahun. Kompetisi mahasiswa arsitektur dan desain interior prestisius ini telah diikuti oleh 12 negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Hong Kong, China, Jepang, Pakistan, Bangladesh dan Papua Nugini.

“Kami percaya bila pengalaman yang diperoleh dari NPYDA ini telah memberikan hasil yang positif kepada para desainer muda kita, karena memerlukan perencanaan dan networking matang untuk menyediakan sarana integrasi antara pengalaman praktisi industri dengan kreativitas generasi muda dalam lingkup antar negara. Pada akhirnya komitmen Nippon Paint adalah membimbing generasi muda desainer Asia yang akan meningkatkan standar industri arsitektur dan desain interior Asia.“

“Pada tahun 2016, NPYDA akan diadakan di 3 negara tambahan: Sri Lanka, India dan Taiwan, untuk memperkuat posisinya sebagai kompetisi desain dengan jaringan terluas di Asia. Untuk mencerminkan skala kompetisi ini, Nippon Paint telah melakukan keputusan strategis dengan mengganti nama menjadi Asia Young Designer Award (AYDA). Memperkokoh posisi kepemimpinan Nippon Paint sebagai penyedia total coating solutions di Asia, kami akan terus mendobrak batasan dalam desain, inovasi warna dan juga pengembangan talenta.” ujar Mr. Wee sebagai penutup.